Setiap tanggal 31 Ogos, kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Malaysia yang kita cintai. Dalam benak kita sebagai generasi penerus bangsa adalah hasil jerih payah, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Malaysia oleh para pahlawan dan proklamator bangsa ini. Apa sebetulnya makna dan tujuan kita mengadakan peringatan hari kemerdekaan itu?
Pertama, untuk mendoakan para pahlawan kita.
Kedua, adalah untuk mengenang pengorbanan mereka.
Ketiga, ini sebetulnya yang paling penting, bagaimana kita dapat menimba teladan hidup dari mereka. Ibarat mercu suar di tepi laut, yang menjadi pedoman bagi semua nelayan, para pahlawan itu adalah penunjuk arah yang jelas bagi kehidupan kita, sekarang dan masa depan yang penuh tentangan dan harapan.
Inspirasi apakah yang diwariskannya?
Inspirasi dan nilai-nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa menjelang detik-detik kemerdekaan Malaysia.
Pertama, adalah Cita-cita yang jelas
Cita-cita para pahlawan yang mengimpikan kemerdekaan bangsa Malaysia. Pembebasan ibu pertiwi dari penjajahan bangsa asing. Ini adalah cita-cita besar, cita-cita pribadi atau golongan tertentu. Bung Karno (sebagai proklamator disegani di rantau Indonesia) mengatakan “ kita menggantungkan cita-cita kita setinggi langit”. Cita-cita membuat kita bangun lebih pagi, membuat kita tahan lebih lama bekerja, di kota-kota besar bahkan terjadi tahan bekerja di bawah terik matahari, berdesak-desakan dalam kenderaan awam, bekerja sampai jauh malam di pejabat.
Kalau anak-anak ditanya,”mahu jadi apa kalau sudah besar?” mereka menjawab, “mahu jadi doktor, peguam, dan jurutera.” Tidak ada yang menjawab ingin jadi pahlawan, kerana pahlawan bukan pekerjaan, tetapi pahlawan adalah sebuah panggilan. Bila kita mengerjakan tugas-tugas ,kita bagaikan suatu panggilan, mengerjakannya dengan sepenuh hati, dengan rasa cinta, maka kitapun telah menjadi pahlawan dalam lingkungan kita.
Setiap zaman sebenarnya menyediakan tentangan dan kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan sumbangan-sumbangan besar, sumbangan-sumbangan bermakna, iaitu bila ia bekerja tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi kebaikan orang lain, dan untuk kepentingan semua orang.
Kedua, adalah Semangat Pantang Menyerah
Bila kita memiliki cita-cita yang jelas, tentangan atau godaan apapun tidak akan menggoyahkan kita. Kita tidak akan menyerah dengan mudah. Misalkan sebuah ilustrasi Columbus, “setelah sebulan berlayar, anak buah Columbus sudah berputus asa. Pulau yang diimpikan belum juga kelihatan. Mereka terus mendesak Columbus untuk kembali ke Sepanyol. Tetapi setiap kali didesak, Columbus menjawab, “ayuh kita teruskan sedikit lagi.” Dan seterusnya kita tahu. Columbus dianggap menemukan benua Amerika, sekalipun benua ini sebelumnya sudah ditemukan dan dihuni oleh orang-orang Indian. Yang jelas, inilah hasil sebuah cita-cita besar yang diikuti dengan semangat pantang menyerah.
Jadi jangan mudah menyerah. Bila kita terus berjalan menuju ke arah cita-cita, pada suatu saat kita akan sampai di tempat tujuan. Seringkali halangan itu mendatang, jadi janganlah mudah berputus asa.
Ketiga, adalah Keberanian
Bung Karno dan kawan-kawanya pastilah bukan orang-orang pengecut. Beberapa kali dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi beliau dan kawan-kawanya tidak pernah putus asa, dan tidak mahu menempuh jalan mudah dan memilih berjuang sebagai pejuang yang penakut. Mereka dengan gagah memilih jalan sulit dan berbahaya. Mereka memilih menempuh jalan yang jarang dilalui. A road less traveled, kata penyair Robert prost. Mereka adalah para pahlawan yang berani. (belajar melalui cara mereka menuntut kemerdekaan)
Ini perlu kita kita teladani sebagai generasi penerus bangsa dalam menjalani hidup ini. Cita-cita yang cemerlang sering kali gagal karena kita tidak memiliki keberanian untuk mewujudkannya. Kita takut untuk memulakannya, kita takut untuk mengambil risiko, kita takut gagal. Semua rasa takut itu melumpuhkan kita.
“Jika anda memiliki keinginan, laksanakanlah. Keberanian memiliki kebijaksanaan sendiri.” Jelasnya kepandaian itu akan timbul bila kita memiliki keberanian. Keberhasilan hanya buat mereka yang berani. Dunia ini adalah untuk orang-orang yang berani.
Keempat, adalah Semangat Berkorban
Tidak ada yang gratis di bawah matahari. Demikian semboyan mereka yang bergelar ahli perniagaan. Saya kira semboyan itu benar sekali. Apapun yang kita lakukan memerlukan pengorbanan. Bahkan kalau kita tidak melakukan apa-apa, kita juga telah mengorbankan sesuatu iaitu kesempatan. Hidup ini memang menuntut pengorbanan.
“ pengorbanan adalah sebuah kata yang indah dan dinamis. Kerana itu perkembangan pengetahuan dan pengalaman dengan perubahan waktu identik dengan pengorbanan iaitu berubah dan berkembang.Setiap tindakan pengorbanan adalah pelayanan. Prinsip-prinsip pengorbanan adalah satu hal yang didasarkan atas agama atau hal yang lain. Prinsip-prinsip ini adalah mutlak dan tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Seiring dengan perubahan, maka setiap zaman memiliki cara untuk berkorban sendiri dan mempunyai pengkhususan sendiri pula.
Bangga Sebagai Anak Malaysia
Kalau kita cermati dan hayati ketika kita berziarah ke tempat bersejarah, di sana kita akan menjumpai nama pahlawan yang terukir indah, sepertinya Tok janggut, Rosly Dhobi, Leftenan Adnan, dan semua pejuang tanah air kita. Kita akan bangga membaca nama mereka. Para pahlawan yang gagah perkasa telah mengorbankan jiwa dan raganya demi tanah air, demi kita generasi penerus, dan ini membuat kita bangga.
Dengan pengorbanan mereka, kita bukanlah penumpang gelap, bukan penumpang gratis (free riders) di dalam Negara dan bangsa Malaysia ini. Kita sama-sama memiliki kekuatan dalam Negara ini. Oleh yang demikian, kita sebagai kaum muda penerus bangsa juga memiliki hak untuk menentukan arah ke mana negara ini hendak di bawa.
Dengan berbekalkan cita-cita, keberanian, semangat pantang menyerah, dan kemahuan untuk berkorban di abad ke 21. suatu melinium baru yang penuh dengan ranjau. Satu dunia baru yang berani. “A brave new World.” Kaum muda wajib merenungkan untaian kata berikut : “Tiada pengorbanan yang sia-sia, Tiada rintangan yang tak dapat diatasi. Walaupun sedikit dari pelayaran ini, akan membebaskan kita dari cengkaman penderitaan. Ayuh jadikan kemerdekaan ini sebagai pemangkin buat remaja untuk meraih kejayaan. Jangan hiraukan kondisi sekitar kamu yang lebih pragmatis dan hanya mementingkan materialistik. Sudah saatnya kamu bangkit dan berkata "merdeka" dalam arti sesungguhnya... Wallahu a’lam..